Banyak perangkat IoT terproduksi dengan kata sandi default yang sederhana, seperti “admin123” atau “password”. Sayangnya, perusahaan sering kali lupa mengganti kata sandi ini. Celah keamanan ini menjadi pintu masuk utama bagi peretas yang ingin mengakses jaringan perusahaan.
Hingga kini, kesadaran tentang pentingnya mengganti kata sandi default masih rendah di banyak organisasi. Hal ini menjadi ancaman serius, terutama karena perangkat IoT terhubung langsung ke jaringan utama perusahaan.
Sebagai langkah awal, perusahaan perlu menerapkan kebijakan wajib mengganti kata sandi perangkat IoT setelah instalasi. Dengan menerapkan langkah sederhana ini, risiko akses tidak sah pada perangkat IoT dapat terminimalkan secara signifikan.
Meningkatkan kesadaran karyawan juga penting untuk mendukung langkah ini. Pelatihan keamanan siber yang efektif dapat memastikan semua perangkat terkelola sesuai standar keamanan terbaik.
Kurangnya Pembaruan Perangkat Lunak dan Firmware: Risiko yang Sering Terabaikan
Banyak perangkat IoT beroperasi dengan firmware lama yang rentan terhadap eksploitasi. Sayangnya, pembaruan perangkat sering kali terabaikan oleh perusahaan. Perangkat yang tidak terperbarui menjadi sasaran empuk bagi peretas untuk memanfaatkan celah keamanan yang telah terketahui.
Selain itu, pembaruan perangkat lunak biasanya tidak terlakukan secara otomatis. Hal ini mempersulit perusahaan yang memiliki banyak perangkat IoT untuk memantau dan mengelola pembaruan. Akibatnya, risiko serangan siber semakin tinggi.
Sebagai solusinya, perusahaan perlu menerapkan sistem manajemen pembaruan otomatis untuk perangkat IoT. Sistem ini akan memastikan semua perangkat selalu menggunakan firmware versi terbaru.
Langkah tambahan, seperti membuat jadwal rutin untuk audit keamanan perangkat, dapat membantu mengidentifikasi perangkat yang perlu terperbarui segera. Dengan demikian, perusahaan dapat melindungi jaringannya dari ancaman yang terus berkembang.
Integrasi IoT yang Tidak Aman di Jaringan Perusahaan: Kesalahan yang Berbahaya
Banyak perusahaan menghubungkan perangkat IoT langsung ke jaringan utama tanpa pengamanan khusus. Praktik ini menciptakan risiko besar. Jika satu perangkat teretas, seluruh jaringan dapat terkompromi, memungkinkan serangan menyebar dengan cepat.
Jaringan yang tidak tersegmentasi menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya serangan siber pada infrastruktur IoT. Peretas dapat memanfaatkan perangkat IoT sebagai titik masuk untuk mengakses data sensitif perusahaan.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan harus memisahkan perangkat IoT dari jaringan utama menggunakan segmentasi jaringan. Pendekatan ini membatasi dampak serangan dan memperkuat perlindungan terhadap jaringan inti.
Selain itu, penerapan firewall khusus dan sistem deteksi intrusi (IDS) pada jaringan IoT dapat meningkatkan keamanan. Langkah-langkah ini memastikan ancaman dapat dicegah sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Minimnya Kesadaran Akan Ancaman IoT: Faktor yang Memperburuk Risiko
Banyak perusahaan masih menganggap IoT sebagai teknologi biasa tanpa risiko keamanan signifikan. Pandangan ini membuat IoT sering diabaikan dalam strategi keamanan siber. Akibatnya, perangkat menjadi target serangan, seperti serangan DDoS atau pembajakan sistem.
Kurangnya kesadaran ini juga menyebabkan perusahaan gagal memahami kompleksitas ancaman IoT. Sebagai contoh, botnet seperti Mirai memanfaatkan ribuan perangkat IoT untuk melancarkan serangan skala besar. Perusahaan yang tidak waspada menjadi korban berikutnya tanpa persiapan.
Solusinya, perusahaan perlu memberikan pelatihan keamanan siber yang berfokus pada ancaman IoT. Edukasi ini akan meningkatkan pemahaman karyawan tentang risiko dan cara mencegahnya.
Selain itu, perusahaan harus memastikan seluruh perangkat IoT diperiksa secara rutin untuk mendeteksi potensi ancaman lebih dini. Dengan pendekatan proaktif ini, perusahaan dapat mengurangi risiko yang sering kali diabaikan.
Baca juga: Tips Menghindari Kebocoran Data Pribadi Secara Online
Kesimpulan
Keamanan IoT sering diabaikan oleh perusahaan, meskipun risikonya signifikan. Masalah seperti penggunaan kata sandi default, pembaruan firmware yang terlambat, integrasi jaringan yang tidak aman, dan kurangnya kesadaran menjadi ancaman besar. Dengan langkah proaktif seperti segmentasi jaringan, pembaruan otomatis, dan pelatihan karyawan, perusahaan dapat melindungi IoT dari serangan siber yang terus berkembang.