Universitas Jambi (Unja) kembali menorehkan prestasi dengan menghadirkan inovasi teknologi di sektor pertanian. Tim Program Pemberdayaan Komunitas (PPK) Ormawa Himatektan Fakultas Pertanian Unja berhasil mengembangkan sistem penyiraman tanaman cabai berbasis internet atau Internet of Things (IoT) yang dapat dikontrol melalui smartphone.
Inovasi ini diresmikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Hafrida di lahan percontohan Kelurahan Penyengat Rendah, Kota Jambi. Dengan teknologi ini, petani tidak perlu lagi repot-repot datang ke kebun untuk menyiram tanaman. Cukup dengan sentuhan jari di layar smartphone, sistem irigasi otomatis akan bekerja sesuai pengaturan.
“Teknologi ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut,” ujar Prof. Hafrida. Ia menambahkan bahwa Unja akan memberikan dukungan penuh terhadap inovasi ini agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat, terutama para petani urban dengan lahan terbatas.
Dekan Fakultas Pertanian Unja, Bambang Irawan, juga menyambut baik inovasi ini. Menurutnya, teknologi ini sangat relevan dengan kebutuhan pertanian modern, terutama di daerah perkotaan. “Dengan teknologi ini, kita bisa memanfaatkan lahan sempit secara optimal dan meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Lurah Penyengat Rendah, Abdul Haris Ramdani, sangat antusias dengan program ini. Ia berharap inovasi ini dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih tertarik pada sektor pertanian. “Teknologi ini sangat memudahkan para petani, terutama pemula,” ujarnya.
Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam bidang pertanian, khususnya pada sistem penyiraman tanaman, telah membawa revolusi signifikan. Dengan menggabungkan perangkat keras, perangkat lunak, dan internet, sistem ini memungkinkan petani untuk mengontrol dan memantau proses penyiraman tanaman secara otomatis dan akurat.
Manfaat Utama Sistem Penyiraman Otomatis Berbasis IoT
Salah satu keuntungan paling menonjol dari sistem ini adalah penghematan waktu dan tenaga petani. Tugas penyiraman yang sebelumnya memakan waktu dan tenaga kini bisa secara otomatis. Petani dapat lebih fokus pada kegiatan pertanian lainnya yang membutuhkan perhatian lebih.
Sistem ini memiliki dengan sensor kelembaban tanah yang memungkinkan pengukuran kadar air secara real-time. Berdasarkan data yang diperoleh, sistem akan mengatur jadwal dan durasi penyiraman secara otomatis, sehingga meminimalkan pemborosan air. Hal ini sangat penting, terutama di daerah dengan ketersediaan air yang terbatas.
Dengan pasokan air yang tepat dan teratur, tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Sistem ini juga dapat membantu mencegah masalah seperti kelebihan air atau kekeringan yang dapat merusak tanaman.
Dengan pertumbuhan tanaman yang lebih baik, secara otomatis akan meningkatkan hasil panen. Hal tersebut akan berdampak positif juga pada pendapatan para petani.
Melalui aplikasi smartphone, petani dapat memantau kondisi tanaman dan mengontrol sistem irigasi dari jarak jauh. Fitur ini sangat berguna, terutama bagi petani yang memiliki lahan yang luas atau berada di lokasi yang sulit terjangkau.
Sistem IoT dapat mengumpulkan data yang sangat berharga, seperti data cuaca, kelembaban tanah, dan pertumbuhan tanaman. Data ini kemudian untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengembangkan strategi pertanian yang lebih baik.
Dengan terus berkembangnya teknologi IoT, kita dapat mengharapkan inovasi-inovasi baru yang semakin canggih di sektor pertanian. Integrasi dengan teknologi lain seperti kecerdasan buatan (AI) akan memungkinkan sistem pertanian menjadi semakin cerdas dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.